Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Pendampingan Melalui Pelatihan CHSE (Cleanliness, Health, Safety, Environment) Di Desa Wisata Kaba-Kaba, Tabanan, Bali
DOI:
https://doi.org/10.22334/jam.v1i1.2Keywords:
Pemberdayaan Masyarakat, Pelatihan CHSE, Desa Wisata Kaba-KabaAbstract
Di Era Pandemi Covid-19, pemberdayaan masyarakat desa berbasis pendampingan merupakan program yang sangat efektif dan efisien dalam meningkatkan kualitas desa wisata. Pendampingan dirasakan efektif karena relasi pendamping dengan masyarakat sangat dekat, durasi waktu pendampingan relatif lama, materi pelatihan beorientasi pada kebutuhan masyarakat dan tingkat partisipasi masyarakat di dalam pendampingan tinggi, materi dan target pemberdayaan lebih terencana. Adapun desa wisata yang akan dilakukan pendampingan adalah Desa Kaba-Kaba, Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali. Desa Kaba-Kaba merupakan salah satu desa yang memiliki potensi daya tarik wisata alam dan sosial budaya yang cukup memadai sebagai bagian produk desa wisata. Akan tetapi akibat adanya wabah pandemi covid-19, seluruh desa wisata wajib menjalankan protokol kesehatan, termasuk Desa Wisata Kaba-Kaba. Walaupun Desa Wisata Kaba-Kaba sudah ditetapkan sebagai Desa Wisata pada tahun 20016, dalam pengembangannya kemampuan dan komitmen dari sumber daya manusianya masih sangat rendah. Bahkan dalam menjalankan kesiapan pengelolaan Desa wisata yang berorientasi bersih, sehat, aman dan ramah terhadap lingkungan belum optimal dijalankan. Oleh kerannya diperlukan pelatihan dan pendampingan di Desa Wisata Kaba-Kaba. Sasaran pelatihan adalah masyarakat Desa Kaba-Kaba sebanyak 20 peserta. Masyarakat ini merupakan masyarakat yang berperan aktif dalam pengembangan desa wisata. Target dari program pelatihan ini adalah mampu mendidik peserta sebanyak 20 orang masyarakat dengan kompetensi yang dihasilkan mampu menjelaskan konsep dan implementasi CHSE (Cleanliness, Health, Safety, Environment). Program pelatihan dilaksanakan di Hotel Puri Saron Kota Denpasar dengan dibantu oleh Direktorat Pengembangan SDM Pariwisata dalam menyediakan fasilitas penyelenggaraan Bimbingan Teknis. Setelah kegiatan pelatihan dilakukan tahapan pendampingan ke masyarakat desa dalam mengimplemetasi program CHSE. Tahap awal program pendampingan adalah memberikan dukungan sarana prasaran seperti thermogun, hand sanitizer dan wastafel portabel. Sarana prasarana ini merupakan hal mendasar yang mampu mengedukasi masyarakat dalam menjalankan protokol kesehatan. Tahap selanjutnya memberikan simulasi penerapan standar protokol kesehatan dengan penggunaan peralatan yang telah diberikan pada saat penerimaan wisatawan di desa wisata.
References
Hamzah, F. & Utomo, E. T., 2016. Implementasi Sapta Pesona Pada Museum Mandala Wangsit Siliwangi Kota Bandung. Jurnal Pariwisata, III(2).
Kotler, P. & Armstrong, G. 2012. Prinsip-Prinsip Pemasaran Edisi 12. Jakarta: Erlangga.
Pantiyasa, I W., 2020. Evaluasi Pengelolaan Desa Wisata Kaba-Kaba Kecamatan Kediri Kabupaten Tabanan. Jurnal Ilmiah Hospitality Management, 10(2), pp. 109-129.
Pantiyasa, I W. & Semara, I MT., 2019. Percepatan Pengembangan Desa WIsata Berbasis Pendampingan Melalui Pelatihan Homestay dan Pramuwisata di Desa Paksebali. Prosiding PKM-CSR, II, pp. 1034-1040
Priasukmana, S, & Mulyadin, R. M., 2001. Pembangunan Desa Wiasata: Pelaksanaan Undang-Undang Otonomi Daerah. Info Sosial Ekonomi, II(1).
Yoeti, O. A., 2002. Perencanaan Strategi Pemasaran Daerah Tujuan Wisata. Jakarta. PT. Pradaya Pramita.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2020 I Wayan Pantiyasa, I Made Trisna Semara
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License. that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access)